Wednesday 11 May 2016


CARA MUDAH TRADING DENGAN TEKNIK ANALISA SEDERHANA

Ayo bagikan...
Melakukan transkasi forex haruslah didasari oleh teknik analisa. Ada dua macam teknik analisa yang sudah umum kita kenal yaitu Analisa Fundamental dan Analisa Teknikal. Kedua teknik analisa ini sering digunakan oleh trader-trader forex profesional. Lalu, mana yang lebih penting atau yang lebih didahulukan ?
Pada bahasan ini, tidak membahas detil cara dan bagaimana analisa fundamental namun di bagian berikutnya kami akan mengintegrasikan dan menyelaraskan kedua analisa tersebut.
MEMAHAMI ANALISA TEKNIKAL (DASAR)
Cara mudah trading dan sering menjadi dasar pedoman trader forex di Indonesia adalah membaca pola dan formasi candle. Selain itu, menggunakan indikator teknikal yaitu indikator tren dan oscillator juga menjadi favorit trader.
Teknik analisa teknikal hanya dengan membaca pola dan formasi candle sering disebut Naked Trading. Pada teknik ini, trader harus memahami berbagai jenis pola dan formasi yang dapat dibentuk oleh pergerakan harga (yang diwakili candle) untuk me-prediksi arah pergerakan harga selanjutnya. Naked Trading juga sering diistilahkan Price Action, yaitu menentukan keputusan transaksi berdasarkan pergerakan harga yang terbentuk tanpa menggunakan indikator teknikal. Grafik harga yang terbentuk pada periode tertentu diyakini mewakili aksi transaksi seluruh trader.
Menggunakan Price Action Trading (PAT),  trader tidak perlu melakukan analisa fundamental secara mendetil. Alasannya sederhana yaitu semua data ekonomi dan berita global yang menjadi katalis penggerak harga akan tercermin pada Price Action (PA) di grafik harga.
Beberapa pola dan formasi candle dalam Price Action menjadi penentu keputusan transaksi bahkan level stop dan target pun dapat ditentukan. Berikut diantaranya yaitu pola Hammer, Inverted Hammer, Hanging Man, Doji, Stars, Spinning Top, Long Shadow, Long Black/White Body dan masih banyak lagi. Masing-masing memiliki arti dan fungsi tersendiri.
Selain pola candle, formasi candle pun dapat menjadi pedoman bagi trader untuk melakukan transaksi, diantaranya Double Top/Bottom, Head and Shoulders (HnS)/Inverted HnS, Rounding Top/Bottom dan lainnya.
Perbedaan antara formasi dan pola terletak pada jumlah candle yang membentuknya. Pola biasanya diwakili oleh 1 hingga 3 candle yang membentuknya sedangkan formasi biasanya diwakili oleh lebih dari 3 candle yang membentuknya. Dengan memahami pola dan formasi candle, trader mendapatkan gambaran arah pergerakan harga yang sedang dan sudah terjadi untuk digunakan sebagai alat analisa atau me-prediksi arah harga selanjutnya.
Formasi-CandleBerikut pola candle yang sering digunakan untuk melakukan Setup yaitu Inside Bar dan Pin Bar. Kedua pola ini memiliki respon spontan dari para trader ketika muncul pada grafik harga.
Inside Bar
inside-bar candleSelain pola candle yang disebutkan di atas, pola candle Inside Bar termasuk salah satu yang paling sering digunakan oleh banyak trader. Di samping pemahaman yang tidak sulit, pola candle ini juga sering muncul sehingga trader bisa setup transaksi.
Strategi Inside Bar memiliki peluang transaksi yang tinggi dan memberikan tingkatRisk Reward Ratio (RRR) yang sangat baik. Karena dalam menentukan level entry, biasanya memiliki level stop atau antisipasi yang kecil dibanding penggunaan setup transaksi yang lain. Namun ada yang harus diingat dan diwaspadai yaitu strategi Inside Bar ini bagusnya ketika pasar sedang bergerak dalam tren.
Pola Inside Bar muncul ketika bar anak berada dalam range bar sebelumnya atau bar induk. Inside Bar haruslah memiliki pola Higher Low Lower High dari bar induknya. Setup transaksi pada strategi Inside Bar dapat dilakukan dengan melakukan entry posisi ketika harga bergerak menembus range bar induk. Trader dapat melakukan transaksi BUY ketika harga menembus ke atas level high dari bar induk sedangkan untuk transaksi SELL dilakukan ketika harga menembus ke bawah level low dari bar induk.
Terdapat beberapa interpretasi mengenai bar induk yaitu penggunaan range High – Low dan range dari real body bar induk (Open – Close). Namun kebanyakan trader menggunakan rang High – Low.
Kemunculan Inside Bar ini bisa sebagai alarm untuk trader waspada, apakah harga akan melanjutkan tren ataukah terjadi pembalikkan arah tren (reversal). Biasanya terjadi setelah harga bergerak dalam tren besar lalu harga melakukan konsolidasi sehingga tidak melebihi range bar induk. Konsolidasi di sini dapat diartikan pelaku pasar, trader dan investor sedang mempertimbangkan arah harga selanjutnya. Apalagi jika tidak ada katalis fundamental sebagai penggerak harga atau menunggu menjelang rilis data fundamental yang penting.
Inside bar ini dapat dikuatkan lagi jika muncul di dekat area support resistance kuat berdasarkan historikal.
Pin Bar
pinbar formasi candleBerikutnya adalah pola candle Pin Bar. Kemunculan pola ini dapat mengindikasikan adanya peluang pembalikkan arah tren atau reversal. Pola candle ini memiliki struktur yang khas yaitu memiliki long shadow dengan range body lebih kecil dari range shadow dan range nose yang lebih kecil dengan range body. Tidak menutup kemungkinan bahwa pola candle doji dengan long shadow dapat disebut Pin Bar.
Pola candle Pin Bar yang muncul disaat terjadi trend an dekat dengan area support dan resistance kuat akan menjadi konfirmasi reversal jika,  long shadownya menjorok keluar dan tidak berada dengan shadow atau body candle sebelumnya, panjang shadow setidaknya duapertiga dari body dan nosenya dan level open dan close sebaiknya

No comments:

Post a Comment